" Salam Pramuka "

Kamis, 24 Februari 2011

Kehidupan Beragama Dalam Perkemahan Pramuka

Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka, ditanamkan dan ditumbuhkembangkan melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri pribadinya, bagi peserta didik dibantu oleh pembinanya, sehingga pelaksanaan dan pengamalannya dilakukan dengan penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian, tanggungjawab serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat. Menerima secara sukarela Prinsip Dasar Kepramukaan adalah hakekat pramuka, baik sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, makhluk sosial, maupun individu yang menyadari bahwa diri pribadinya: Mentaati perintah Tuhan Yang Maha Esa dan beribadah sesuai tata-cara dari agama yang dipeluknya serta menjalankan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya.
Pengembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia inilah yang menjadi pondasi bagi setiap peserta didik untuk mengasah jiwa sosialnya (emotional quotient dan spiritual quotient), jiwa kepemimpinannya, kemampuan kerjasamanya, kemampuan berkomunikasi dan keterampilan memimpin serta dipimpin serta kemampuan mentaati peraturan yang ditetapkan oleh kelompok, baik tertulis maupun tidak.
Sebagaimana yang terdapat dalam Tri Satya dan Dasadarma, bahwa kewajiban menjalankan kewajiban terhadap Tuhan YME adalah merupakan tujuan utama bagi peserta didik sekaligus para pembina. Perkemahan sebagai alat pendidikan adalah sarana yang paling tepat dan lengkap untuk mewujudkan kehidupan beragama tersebut. Dikatakan tepat karena perkemahan merupakan bentuk mini (replika) kehidupan dalam masyarakat. Dikatakan lengkap karena dalam perkemahan memungkinkan berbagai metode kepramukaan diwujudkan di sana, termasuk di dalamnya kehidupan beragama
Pada prinsipnya, kehidupan beragama dalam perkemahan diarahkan dalam rangka terbentuknya pribadi yang beriman dan bertaqwa/IMTAQ (kehidupan yang religius), meningkatkan peran serta dan inisiatif para peserta didik untuk menjaga dan membina diri serta lingkungannya sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh budaya yang bertentangan dengan nilai-nilai agama. Selain itu pembinaan peserta didik juga diharapkan mampu memberikan dasar-dasar :
  1. Saling menghormati antar pemeluk agama
  2. Menjalankan ibadah khusus dan umum sesuai agamanya
  3. Doa-doa harian yang diajarkan dalam agamanya masing-masing
Dalam artian membina ke arah terbentuknya karakter dan kepribadian religius  yang dicerminkan dalam pola pikir, pola sikap, dan pola perilaku sehari-hari, yang terdiri dari :
  • Pembinaan keyakinan mengarah kepada upaya menumbuhkan keyakinan dan keimanan yang kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa : Pencipta, Pemelihara, Pemilik, dan Penguasa alam raya.
  • Pembinaan sikap mengarah kepada upaya pembentukan perilaku santun, bersih, amanah, peduli, dan bertanggung jawab.
  • Pembinaan ibadah mengarah pada pembiasaan melaksanakan aktivitas rutin sholat wajib dan sunnah, dzikir/mengingat kekuasaanNya, do'a-do’a, serta membaca kitab suci.   
Mewujudkan IMTAQ dalam diri peserta didik adalah pondasi utama dalam membentuk watak dan karakter. IMTAQ juga yang melandasi kehidupan kita sehari-hari. Salah satu upaya untuk meningkatkannya adalah dengan menggunakan sarana perkemahan. Mewujudkan kehidupan beagama dalam perkemahan merupakan strategi yang sangat tepat untuk mewujudkannya.
Peran aktif dari peserta didik dengan penuh kesadaraan adalah modal dasar terciptanya kehidupan beragama dalam perkemahan. Tentunya harus didukung oleh orang dewasa di sekitarnya dalam hal ini para pembina, baik sebagai educator, motivator, advisor dan supervisor (EMAS).
Diharapkan nantinya muncul kehidupan beragama yang lebih baik dalam kehidupan sehari-sehari para peserta didik sebagai sebuah hasil nyata dari pembinaan kehidupan beragama di dalam perkemahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar